Kamis, 15 Maret 2012

Lanjutan 1


Dari data di atas tidak ada lokasi Pelabuhan di wilayah Timur Indonesia yang membutuhkan pengerukan. Dan sebagian besar lokasi pelabuhan pada tabel di atas terletak di sungai atau muara sungai, dan tentunya area tersebut akan mengalami pendangkalan yang diakibatkan dari sedimentasi.



Jenis Kapal Keruk


Trailer Suction Hopper Dredger
-          Memiliki propeller
-          Menghisap material menggunakan draghead
-          Memuat materialnya kedalam Hoppernya sendiri. Kapasitas Hoppernya bervariasi.
-          Discharge system merupakan hal khusus kapal ini:
       pumping : rainbow atau melalui pipeline
       bottom door dengan split atau chronicle
-     Max draught kapal sesuai kapasitas Hopper
-     Khusus untuk material dengan N.Value <45/sand, clay

 
 











Cutter Suction Dredger
-Menghisap material dengan cutter head.
-Spesial untuk material keras dengan N-value >65(batu, karang
-Bisa beroperasi diperairan dangkal
-Menggunakan spud untuk menstabilkan posisi dan manuver kapal.
-Kapasitas tergantung kemampuan pompanya
 
CSD OPERATION




Back-Hoe Dredger
-   Tidak memiliki propeller
-   Kapasitas Bucket  20m³
-   Kedalaman mengeruk Max  8m
-   Spesial untuk material keras
-   Max draft -1.2m
-   Menggunakan spud untuk menstabilkan posisi dan manuver kapal.

 




Bucket Wheel Dredger
-          Sama dengan Clamshell, dibuang ke hopper barges
-          Produksi tergantung dengan kondisi area keruk dan materialnya.
-          Dalam manuver dan posisi menggunakan anchor winch
-          Draft kapal juga rendah

 



Clamshell Dredger
-          Kapasitas Bucket bervariasi
-          Kondisi kerja hanya pada linkungan yang normal
-          Material hasil kerukan dibuang ke Hopper Barges
-          Produksi tergantung dari kapasitas hopper, jenis material dan kondisi cuaca.
-          Manuver & meletakan posisi menggunakan anchor winch dibantu Tug boat

 



Split Hopper Barge
-          Kapasitasnya bervariasi 500 - 1.000m3
-          Membuang material dengan membuka bottom door
-          Manuver & memposisikannya dibantu oleh tug boat

 




Karakteristik Alat Keruk Mekanik-Hidrolik
NO.
TYPE ALAT KERUK
KARAKTERISTIK
1.
Cutter Suction Dredger
Keuntungan :
a.     Material keras (consolidate) dipecah dengan cutterhead
b.       Material dihisap menjadi “bubur” (Slurry) masuk ke barge terpisah.
c.        Dapat mengeruk sampal 25-30 m secara effektif.
d.       Kecepatan produksinya tinggi.
e.       Dengan bantuan booster dapat menyemprot material melalui pipa sampai jarak cukup jauh.
f.         Kapal dapat bergerak sendiri atau berdiri diam di atas “spud”.
2.
Bucket Wheel Dredger
a.     Mengkombinasikan keunggulan bucket dredger dengan cutter-head.
b.    Material yang terbuang/tidak terangkut-sedikit.
c.     Harga kapal, biaya perawatan dan kebutuhan tenaga murah.
d.    Dapat mengeruk lebih dalam.
e.     Lain-lain sama dengan Cutter-Head.
3.
Trailing Hopper Hopper Dredger
a.     Kapal keruk yang dapat bergerak sendiri (self-pro­pelled) dengan palka (hopper) untuk menampung material dalam badan kapal.
b.    Sesuai untuk perairan dengan gelombang, arus, dan swell, serta tidak mengganggu alur pelayaran.
c.     Material diangkut dan dibuang dengan kapal yang sama.
d.    Bisa dibawa diberbagai tempat di dunia.
e.     Mampu mengeruk sangat dalam dan kecepatan produksi tinggi.
f.     Tidak cocok untuk pengerukan batuan.













Karakteristik Alat Keruk Hidrolik
NO.
TYPE ALAT KERUK
KARAKTERISTIK
1.
Plain Suction
Keuntungan:
a.     Dapat mengeruk sangat dalam.
b.     Efektif untuk pasir dan kerikil.
c.     Memiliki kecepatan produksi tinggi.
d.     Kapal dapat berjalan (Self-propelled) dan dapat juga tetap (stationary).

Kerugian:
a.     Tidak dapat menangani material bergumpal dan lekat.
b.       Hasil kerukan sempit tapi dalam, kurang cocok untuk alur pelayaran dan pelabuhan.
2.
Dustpan
Keuntungan:
a.       Cocok untuk pengerukan perawatan sungai dengan bed load yang tinggi dari pasir dan kerikil kecil.
b.       Mampu mengeruk material dalam jumlah besar.
c.       Terdapat sistem perpipaan yang menghubungkan dridger langsung dengan lokasi penampungan pembuangan material.

Kerugian :
a.     Tidak cocok untuk pengerukan awal (capital dredging).
b.     Adanya pulau-pulau (delta sungai) akan meng­ganggu operasional sistem pipa buangan.
c.     Di design spesial untuk alur sungai yang lebar dan cocok dengan karakteristik kapal keruk tsb.
3.
Water lnjection
Keuntungan :
a.     Cocok untuk pengerukan dari “bar”.
b.     Cocok untuk alur pelayaran (Channel) atau sungai.
c.     Dapat dipadu dengan barge-terpasang, atau ber­mesin sendiri atau konstruksi tetap yang dipasang dekat lokasi pengendapan, dan lokasi pembuangan berada disekitarnya.
d.     Teknik dredging yang murah.

Kerugian :
a.     Tidak cocok untuk material sungai atau alur yang sangat terkontaminasi.
b.    Hanya untuk material : lumpur, lempung lepas dan pasir halus.
c.     Pengerukan dilaksanakan pada kondisi arus yang kuat.


Lanjutan


Pengerukan di Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki ribuan pelabuhan sebagai gerbang ekonomi pada seiap daerah. Dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebagian besar terletak di dalam sungai ataupun di daerah teluk. Contohnya Pelabuhan Belawan, Palembang, Pontianak, Surabaya, Samarinda, dan lain-lain. Berbeda dengan pelabuhan-pelabuhan yang berada di sebelah Timur Indonesia, sebagian besar merupakan pelabuhan alam yang tidak memerlukan perawatan kedalaman.

Posisi pelabuhan di sungai, tentunya kedalamannya akan sangat dipengaruhi oleh karakter sungai tersebut, terutama sedimentasi. Hal ini yang mengakibatkan alur pelayaran kapal dan kolam pelabuhan harus dikeruk (maintenance dredging) secara berkala.

Tabel: Pelabuhan di Indonesia Yang rutin dikeruk
NO
PELABUHAN
VOLUME/M3
PERIODE
KAPAL KERUK
1
Alur Pelabuhan Belawan
2.000.000
Setiap 1 tahun
Hopper
2
Kolam Pelabuhan Belawan
   200.000
Setiap 1 tahun
Clamshell
3
Alur Pelabuhan Jambi
   300.000
Setiap 2 tahun
Hopper
4
Kolam Pelabuhan Dumai
   700.000
Setiap 3 tahun
Hopper
5
Kolam Pelabuhan Muara Padang
   200.000
Setiap 3 tahun
Clamshell
6
Alur & Kolam Pelabuhan Bengkulu
1.000.000
Setiap 1 tahun
Hopper
7
Alur Pelabuhan Palembang
1.500.000
Setiap 1 tahun
Hopper
8
Alur Pelabuhan Pangkal Balam
   300.000
Setiap 3 tahun
Hopper
9
Alur & Kolam Tanjung Priok
   700.000
Setiap 1 tahun
Hopper
10
Kolam Pertamina Tanjung Priok
   200.000
Setiap 1 tahun
Clamshell
11
Kolam Bogasari Tanjung Priok
   200.000
Setiap 1 tahun
Clamshell
12
Alur & Kolam Pelabuhan Cirebon
   350.000
Setiap 1 tahun
Hopper & Clamshell
13
Kolam Pelabuhan Tegal
   100.000
Setiap 1 tahun
Clamshell
14
Kolam Pelabuhan Pekalongan
     50.000
Setiap 3 tahun
Clamshell
15
Kolam Pelabuhan Semarang
   700.000
Setiap 1 tahun
Hopper
16
Kolam Pelabuhan Surabaya
   500.000
Setiap 1 tahun
Hopper &  Clamshell
17
Kolam Pelabuhan Juwana
     60.000
Setiap 2 tahun
Clamshell
18
Alur Pelabuhan Pontianak
1.000.000
Setiap 1 tahun
Hopper
19
Alur Pelabuhan Sampit
   700.000
Setiap 2 tahun
Hopper
20
Alur Pelabuhan Kumai
   700.000
Setiap 2 tahun
Hopper
21
Alur Pelabuhan Banjarmasin
2.500.000
Setiap 1 tahun
Hopper
22
Alur Pelabuhan Samarinda
1.500.000
Setiap 1 tahun
Hopper
23
Alur Pelabuhan Balikpapan
1.000.000
Setiap 2 tahun
Hopper
24
Alur Pelabuhan Benoa
  300.000
Setiap 2 tahun
Clamshell